Today is my oldest brother's birthday. I haven't sent any birthday greetings to him and instead, I called my mom, crying my heart loud.
"Ma, mama masih inget waktu ngelahirin Mas Bayun?"
"Masih."
"Gimana ceritanya, Ma?"
"Ya, lancar kok, banyak yang nungguin. Ada dokter, bidan, suster, papa," she answered, "Ngelahirinnya gak sesakit yang Mama bayangin, padahal kepala Mas Bayun besar. Tapi beratnya ringan, cuma 2,8 kg.. Terus, Mama pikir Mama mau kok ngelahirin lagi..."
"Terus waktu ngelahirin Mas Hanief gimana?"
"Mama dibantu pembantunya bidan, soalnya bidannya masih tidur.. Mas Hanief dilahirinnya tengah malem sih.."
"Waktu ngelahirin Rayna, Ma? Rayna kok dilahirinnya caesar?"
Yes, I was born c-sectioned. That made me think that every normal birth is surgical, until when I was 7th grade I finally found out the truth.
"Dokternya yang bilang kalo Rayna harus dicaesar.."
"Kenapa, Ma? Rayna sungsang?"
"Gak, kata dokternya kalo normal bakalan lama.."
I didn't know why I cried.
Well, actually I know. My mom has been hurt so brutally for being herself, and she didn't get the chance to prove that she doesn't deserve such treatment. I cried because I can't protect her. I cried because I couldn't take her away from her pain.
I called both of my brothers, but the second older connected first. He confusedly and constantly asked "Kamu nangis kenapa, Na?"
I just answered, "Rayna kesel!"
I also told him that I missed my nephew, Reksa, so much that it hurts me.
It's difficult to have a family all grown up and all grown apart. You get scared that they wouldn't care about you the way it used to. Well, they will. They have a new family, a new life. But they sure as hell won't forget you, if you keep them not to.
And sometimes, it's okay to show your vulnerability so they know they could love you....
Cheers.
Rabu, 28 Januari 2015
Senin, 19 Januari 2015
Diet Mayo
I planned to start 13 Days Mayo Diet by tomorrow. I already did my grocery shopping! :)
Here's why I'm confident that I'll go through the next 13 days diet just fine:
- I'm fine with skipping or having very little breakfast and or lunch (no it's not a good habit). I've been in a dental internship for four months now and that's keeping me from having a decent lunch, especially. Lol
- I'm a 'living alone student'. I just eat what I bought. So maybe I'll just have very little distraction if I'm strict at what I buy..
- I enjoy afternoon sports as well, like aerobics, 2 hours treadmill and static bike on fitness center, jogging at UGM Student Quad, teehee :D
What scares me, though:
- The 13 Days Mayo Diet is probably Indonesian made. It's said that it's from Mayo Clinic of USA, but hey, they didn't say about the restriction nor the 13 days menu. If you think that this diet is clinical/scientific, you're wrong, nobody has found an English-Languaged journal about it...
- I love salty/savory menus more than the sweet ones! :(
- The restrictions from this diet, knowing that this diet is for detoxicating your body (and the weight loss is merely a bonus), are SALT (no salt whatsoever), processed SUGAR (I can live without it), and CARBO. I didn't find any carbo food on the menu.
- Baked, smoked, olive-oil fried, or boiled chicken, egg, and meat is on the menu. But, because I love salty/savory food more than ever, I decided to exclude chicken and meat from it. I can't eat them without the decent spice, I can't have them tasteless :(
So I decided to have a boiled and raw vege, boiled egg, fruit, yoghurt (I planned to buy the plain yoghurt, it's 0.9 USD more expensive than the tasteful one, sigh), and greentea. I can't even have a whole wheat toast in it! :(
Well. My target is 5-8kgs reduced. I wonder how my body would look like if I weigh 42, or maybe 40 kgs. Lol. (I'm petite, 154cm/47.5 kg. My fat belly and thighs are annoying.)
The culinary traveling is off my plans for 13 days! Will update soon, wish me luck!
Here's why I'm confident that I'll go through the next 13 days diet just fine:
- I'm fine with skipping or having very little breakfast and or lunch (no it's not a good habit). I've been in a dental internship for four months now and that's keeping me from having a decent lunch, especially. Lol
- I'm a 'living alone student'. I just eat what I bought. So maybe I'll just have very little distraction if I'm strict at what I buy..
- I enjoy afternoon sports as well, like aerobics, 2 hours treadmill and static bike on fitness center, jogging at UGM Student Quad, teehee :D
What scares me, though:
- The 13 Days Mayo Diet is probably Indonesian made. It's said that it's from Mayo Clinic of USA, but hey, they didn't say about the restriction nor the 13 days menu. If you think that this diet is clinical/scientific, you're wrong, nobody has found an English-Languaged journal about it...
- I love salty/savory menus more than the sweet ones! :(
- The restrictions from this diet, knowing that this diet is for detoxicating your body (and the weight loss is merely a bonus), are SALT (no salt whatsoever), processed SUGAR (I can live without it), and CARBO. I didn't find any carbo food on the menu.
- Baked, smoked, olive-oil fried, or boiled chicken, egg, and meat is on the menu. But, because I love salty/savory food more than ever, I decided to exclude chicken and meat from it. I can't eat them without the decent spice, I can't have them tasteless :(
So I decided to have a boiled and raw vege, boiled egg, fruit, yoghurt (I planned to buy the plain yoghurt, it's 0.9 USD more expensive than the tasteful one, sigh), and greentea. I can't even have a whole wheat toast in it! :(
Well. My target is 5-8kgs reduced. I wonder how my body would look like if I weigh 42, or maybe 40 kgs. Lol. (I'm petite, 154cm/47.5 kg. My fat belly and thighs are annoying.)
The culinary traveling is off my plans for 13 days! Will update soon, wish me luck!
Label:
myself
Kamis, 16 Januari 2014
Perbedaan dan Persamaan Benedict Cumberbatch dan Tom Hiddleston
Persamaan:
1. Dua-duanya aktor Inggris (bukan Skotlandia, bukan Irlandia, bukan Wales, tapi Inggris)
2. Tingginya di atas 180 cm (Swoon! Benedict 184 cm, Tom 188 cm)
3. Dua-duanya berambut keriting.
4. Dua-duanya berambut coklat gelap saat ini, dan itu bukan warna asli rambut mereka (Benedict merah, Tom pirang)
5. Dua-duanya jomblo.... (Guys, I love you, but I really want to see you settle with the right girl. Terutama Benedict sama pacar terakhirnya pacaran 12 tahun terus putus -.-")
6. Dua-duanya friendly dan sangat periang sama interviewer (Apalagi Benedict. Percampuran yang tepat antara muka cool sama attitude gak tau malu ;;))
7. Dua-duanya sedang berusia 30-an (Benedict 37, Tom 32)
8. Dua-duanya main di War Horse.
9. Dua-duanya punya logat dan suara yang bikin cewek2 pingsan.
10. Dua-duanya punya nama belakang yang aneh...
Perbedaan:
1. Benedict melejit banget lewat TV Show (Sherlock), Tom melejit lewat film (Thor, sebagai Loki)
2. Benedict di Sherlock karakternya cool banget dan cenderung emotionless, padahal aslinya cablak banget dan sering outshined pewawancaranya dalam soal ngelucu. Sedangkan Tom di Thor karakternya tengil, lucu, dan bikin orang2 kesel, padahal aslinya ramah dan cenderung 'gak mulai ngelucu duluan'.
2. Tom jauh lebih kurus daripada Benedict (ah, they're still drop-dead sexy).
3. Benedict lebih cablak, humoris, dan nggak tau malu kalo diinterview, kalo Tom lebih segan, pemalu, gak mulai nyablak duluan, tapi selalu ramah dan punya tawa yang lebar.
4. Sama-sama jarang barechested di depan kamera sih.. tapi Tom beberapa kali nude di dalam film. Kalo Benedict setauku cuma pernah bottom-nude di Atonement.
5. Tom bermata biru terang, kalo Benedict bermata hijau terang kebiruan (kebayang betapa bagusnya...)
5. Tom lagi sering tampil dengan jenggot dan kumis, kalo Benedict lebih sering clean-shaven.
Dua2nya sama2 bikin aku gila akhir2 ini.. lol... tapi sekarang lagi ketagihan Benedict soalnya mukanya bikin mabokk (seksi abis), perannya di Sherlock cool banget, dan orangnya di kehidupan nyata ternyata cablak banget. Haha.
Pertama kali ketagihan British Gentlemen gara2 Matthew Macfadyen di Pride and Prejudice. Gantengnya, suaranya, gesturnya sampe sekarang masih bikin mabok...
Hidup Birtish Gentlemen! :D
1. Dua-duanya aktor Inggris (bukan Skotlandia, bukan Irlandia, bukan Wales, tapi Inggris)
2. Tingginya di atas 180 cm (Swoon! Benedict 184 cm, Tom 188 cm)
3. Dua-duanya berambut keriting.
4. Dua-duanya berambut coklat gelap saat ini, dan itu bukan warna asli rambut mereka (Benedict merah, Tom pirang)
5. Dua-duanya jomblo.... (Guys, I love you, but I really want to see you settle with the right girl. Terutama Benedict sama pacar terakhirnya pacaran 12 tahun terus putus -.-")
6. Dua-duanya friendly dan sangat periang sama interviewer (Apalagi Benedict. Percampuran yang tepat antara muka cool sama attitude gak tau malu ;;))
7. Dua-duanya sedang berusia 30-an (Benedict 37, Tom 32)
8. Dua-duanya main di War Horse.
9. Dua-duanya punya logat dan suara yang bikin cewek2 pingsan.
10. Dua-duanya punya nama belakang yang aneh...
Perbedaan:
1. Benedict melejit banget lewat TV Show (Sherlock), Tom melejit lewat film (Thor, sebagai Loki)
2. Benedict di Sherlock karakternya cool banget dan cenderung emotionless, padahal aslinya cablak banget dan sering outshined pewawancaranya dalam soal ngelucu. Sedangkan Tom di Thor karakternya tengil, lucu, dan bikin orang2 kesel, padahal aslinya ramah dan cenderung 'gak mulai ngelucu duluan'.
2. Tom jauh lebih kurus daripada Benedict (ah, they're still drop-dead sexy).
3. Benedict lebih cablak, humoris, dan nggak tau malu kalo diinterview, kalo Tom lebih segan, pemalu, gak mulai nyablak duluan, tapi selalu ramah dan punya tawa yang lebar.
4. Sama-sama jarang barechested di depan kamera sih.. tapi Tom beberapa kali nude di dalam film. Kalo Benedict setauku cuma pernah bottom-nude di Atonement.
5. Tom bermata biru terang, kalo Benedict bermata hijau terang kebiruan (kebayang betapa bagusnya...)
5. Tom lagi sering tampil dengan jenggot dan kumis, kalo Benedict lebih sering clean-shaven.
Dua2nya sama2 bikin aku gila akhir2 ini.. lol... tapi sekarang lagi ketagihan Benedict soalnya mukanya bikin mabokk (seksi abis), perannya di Sherlock cool banget, dan orangnya di kehidupan nyata ternyata cablak banget. Haha.
Pertama kali ketagihan British Gentlemen gara2 Matthew Macfadyen di Pride and Prejudice. Gantengnya, suaranya, gesturnya sampe sekarang masih bikin mabok...
Hidup Birtish Gentlemen! :D
Selasa, 14 Januari 2014
Fanfic: Sherlock Holmes and Molly Hooper (Sherlolly)
Labu-labu kuning di seluruh pedesaan Abbington hancur. Tidak dimakan,
namun hancur. Seluruh desa menyalahkan Tuan Landak karena kejadian ini.
"Aku bahkan tidak doyan labu," kata Tuan Landak bingung. "Dia pasti
mengejar kunang-kunang di malam hari lagi hingga membuat labu kita
hancur!"
Tuan Landak makin bingung. Ia adalah pengamat
bintang yang handal dan disegani. Hampir semua perkiraan musim
diprediksi tepat di tangannya. Setiap malam, ia mengamati bintang untuk
bukunya, dan sesekali ia menangkapi kunang-kunang karena kunang-kunang
juga bersinar dan lebih 'dekat'. Tapi Tuan Landak tidak pernah berbuat
keributan, apalagi merusak tanaman warga.
"Lihat durinya, lihat!" teriak Kakek Kelinci, "Dia bisa merusak apa saja karena durinya!"
"Ya! Ramalan terakhirnya juga tidak tepat, panen kami gagal! sekarang labu kami dihancurkannya!"
"Pergi dari Abbington! Pergi!"
Tuan
Landak pergi dari Abbington tanpa bicara apapun. Dia tidak mau melawan
warga yang marah padanya di Abbington. Teman-temannya bingung karena
Tuan Landak sudah tidak pulang seminggu penuh, tanpa pesan.
Dia melihatku meneteskan air mataku. Aku tidak menyadarinya. Aku bahkan tidak menyadari bahwa aku sedang memangku balita berambut coklat ikal ini, dengan buku cerita Tuan Landak terbuka di hadapan kami, dan tiba-tiba aku menangis.
"Mummy, Mummy menangis..." dia menggapai-gapai wajahku lagi.
"Oh Morgan," aku memeluknya erat tanpa kuasa menahan airmataku. Morgan kecil mengelus-elus tanganku yang melingkari perutnya sambil terus memanggilku dengan bingung.
***
Kami tidak menikah. Kami tidak hidup bersama. Dia sering ke apartemenku jika dia sedang kabur tapi...lebih sering aku yang mengunjungi apartemennya. Ya, apartemennya di 221B Baker Street.
Sampai kami memiliki Morgan pun kami tidak bersama. Aku pindah ke apartemen yang baru--yang lebih layak untuk bayi--tapi dia tetap di apartemennya. Dia tentu sering datang dan sering tinggal, dan aku juga masih sering datang ke apartemennya dengan Morgan, tapi kami tidak tinggal bersama.
Hubungannya dengan Morgan? Dia tetaplah dia. Dia menanyakan dengan penuh sarkasme mengapa bayi selalu berliur banyak dan mengapa bayi tidak bisa ke kamar mandi sendiri. Dia bukan pengganti popok yang handal dan susu untuk Morgan sering dia campurkan untuk tehnya sendiri.
Namun dia bilang dia suka Morgan. Untuk ukuran bayi, Morgan tidak banyak menangis. Dia tak pernah keberatan menjaga Morgan selagi dia di apartemennya untuk memecahkan kasus. Saat Morgan berusia dua tahun dan sedang belajar bicara, dia tak keberatan berkutat di depan laptop dengan Morgan di pangkuannya--sementara Morgan mengulang semua kata yang baru ia pelajari. Saat Morgan berusia tiga tahun, dia sudah banyak membicarakan kasus di depan anak itu dan mendengar kata-kata Morgan tentang kasusnya.
"Morgan lebih pintar daripada John," katanya.
***
Lalu kenapa kami bersama?
Suatu malam, dia tiba-tiba masuk ke laboratorium RS St. Bart dan meraih pergelangan tanganku untuk bilang, "Jangan pergi." Dia mencium pipiku, lalu bibirku. Setelah itu aku tidak ingat, jika kau tahu apa maksudku.
Hubungan kami tidak jelas, tapi dia pernah memberiku cincin tanpa berkata apapun. Dia hanya tersenyum waktu membuka kotak itu di depanku. Saat itu ulang tahunku, dan aku memakai gaun yang dia bilang, lagi-lagi, "kau pakai untuk menutupi ukuran dadamu."
Makan malam itu cukup dingin dan tanpa kata seperti biasanya. Hanya saja, dia menjauhkan segala macam alkohol dari jangkauanku. Lalu dia mengajakku berdansa, katanya, "jangan sia-siakan gaunmu."
Kemudian aku muntah di dadanya. Aku punya Morgan dalam perutku.
***
"Sherly," katanya suatu hari.
"Sherly, apa?"
"Jika perempuan, maka beri nama Sherly."
"Maksudmu, Sherlock dan Molly?," tanyaku.
Dia berpaling dan menatapku lurus. Mungkin maksudnya 'Sherlock versi perempuan'.
Aku berkedip kaget, tersenyum sedikit, dan berkata dengan bingung, "Anak kita sudah lahir Sherlock, dia sudah dua tahun, sekarang sedang di pangkuanmu, tertidur."
Sherlock berpaling, menepuk-nepuk punggung Morgan sambil menghela nafas, "Yeah, aku ingin menamainya Sherly tapi kau tidak setuju."
***
Morgan sudah tertidur di selimut dan kasurnya yang hangat. Aku menutup buku cerita 'Tuan Landak' dan menaruhnya di rak. Aku berpaling, menatap ke luar jendela. Ini sudah dua tahun.
Ya benar, dua tahun. Ia sudah pernah menghilang selama dua tahun sebelum ini, saat dia pura-pura mati untuk melawan Moriarty. Kali ini, dua tahun, hampir dua tahun tiga bulan dia pergi. Belum ada tanda-tanda akan kembali.
Ponselku berbunyi dan di layar terlihat nama yang kukenal.
"Halo."
"Hi Babe."
Aku menghela nafas, "Yeah, Richard ada apa?"
"Morgan sudah tertidur?"
"Sudah."
"Besok kau akan butuh nanny," kata Richard di seberang sana, "Aku sudah buat reservasi di L'Eclaire."
Aku tertawa, "kau ingat."
"Tentu, Sayang, ulang tahunmu, bagaimana aku bisa lupa," dia membuat suara ciuman di telepon, "Sampai besok malam."
****
Aku duduk sendirian di meja L'Eclair saat itu. Suasana terlihat normal tapi Richard belum datang. Seperti biasa, Richard memang sering terlambat.
Tiba-tiba ada orang yang duduk di hadapanku, membuka menu di mejanya dan menggumamkan nama-nama sampanye.
Aku mendongak dan terdiam. Laki-laki itu, berambut ikal dan bermata hijau laut, dengan hidung yang tegas dan tulang pipi yang tinggi, duduk begitu saja di hadapanku tanpa berkata apa-apa.
"Oh," dia menatap mataku lalu menutup buku menunya, "Akhirnya kau sadar. Ayo pergi."
Dia meraih tanganku dan menggeretku ke luar. Aku refleks menepis tangannya, lalu menampar pipinya.
"Aku sedang kencan," kataku marah, dengan airmata di pelupuk mataku.
"Jangan kau tunggu lagi, dia sudah ditangkap polisi. Ya ampun Molly, kapan kamu berhenti mengencani orang bermasalah," dia hanya memutar matanya lalu meraih tanganku lagi, "Ayo pergi."
Aku tak kuasa waktu dia menarik tanganku ke luar. Di depan restoran, baru aku bisa mengumpulkan kepalaku dan menepis tangannya pelan, tertahan, dengan air mata yang akhirnya tumpah, "Tidak, Sherlock. Kau tidak bisa datang dan pergi begitu saja."
"Oh ya, tentu aku bisa. Menurutmu untuk siapa aku melakukan ini?"
"Untuk klienmu."
"Untuk klien, untuk negara, untuk Ratu, siapa yang peduli?" dia membenahi mantelnya dan menarik tanganku untuk yang ketiga kalinya, "Ayo."
"Sherlock..."
"Aku rindu Sherly."
Aku terdiam. Sherly? Siapa yang dia maksud?
Dia menghela nafas karena aku tak mau mengambil langkahku. Dia berbalik, menatap mata coklatku, dan berbisik di hadapanku, "Kuharap dia berambut merah dan bermata hijau."
Kemudian dia mencium pipiku, lalu bibirku. Selanjutnya aku tidak ingat. Jika kau tahu apa yang aku maksud.
***THE END****
Langganan:
Postingan (Atom)