Rabu, 11 Agustus 2010

Jaket Warna Rumput dan ITB

Ini sudah yang keratusan kalinya aku bersin malam ini karena perjalanan Semarang-Jogja-Semarang hari ini yang dijalani selama kurang dari dua belas jam.

Jam setengah enam pagi dari rumah, jam empat sore udah sampe rumah lagi.

Cuma demi ngambil jas almamater yang berwarna coklat muda pupus mirip rumput kering keemasan (hah?) Yah, bukan 'cuma' sih, itu kegiatan yang worth it, dan aku seneng ngelaju demi jas almamater ituh :D

Sorry no photo yet, lagi di penjahit dikecilin (ukuran S masi kegedean hoh) diambil hari Jumat besok. 

Prosesnya sampe ke sana aku ngga penting, yang penting sebenernya malem sebelum ngambil jas itu aku nangis sambil SMS-an sama haunina (duh emang asyik ya nangis di SMS) gara2:
satu, haunina tanya, "Hah besok kamu mo ngelaju ke Jogja sendirian Ray??"
Aku kalo berangkat ke Jogja selalu sendirian, tapi kalo ditanyain gitu kan 'BUGH!' di hati gitu rasanya :'((

dan dua, untuk pertama kalinya, aku mendeklarasikan dengan resmi (ke haunina, sambil nangis2) aku nyesel ngelepas ITB.

Kenapa aku belum bisa ikhlas? Apa alasannya? Sebelumnya aku memang nggak rela tapi bukan berarti aku nyesel, lah sekarang kenapa nyesel?

Kenapa U*M terlihat begitu berat, begitu panas cuacanya tapi begitu dingin interaksinya, kakak2nya kelihatan galak, peraturannya begitu kaku, bahasanya begitu resmi, dan yang paling penting, kenapa U*M bikin aku tertekan?

Seseorang yang kamu tidak sukai akan sulit untuk memaksamu bahkan untuk melakukan sesuatu yang kamu sukai sekalipun. Kira2 kayak gitu.


Bukannya ITB nggak resmi, tapi ITB beda, dan ITB lebih bisa dipahami dan kuterima karena ITB emang beda, punya klasifikasinya sendiri. Dan secara subyektif aku suka sama ITB.

Impian untuk kuliah di ITB rupanya bukan sesuatu yang bisa ditawar dengan mudah.

Dan aku akhirnya ngga bisa bales SMS terakhirnya Haunina yang tanya, "Kenapa kamu nggak ambil ITB akhirnya? Aku pikir kamu bakal milih ITB.."

Itu seperti pertanyaan, "Kenapa kamu nggak pertahanin idealisme kamu?"

Aku, sekali lagi bersyukur udah dapat berkah, bahwa banyak temen2 yang belum seberuntung ini, tapi tolong diketahui bahwa ini adalah tekanan.

Semoga U*M bisa membuatku betah, lulus cepet (amin) dan sukses setelahnya, tapi mendengar kata ITB masih membuat bangga sama nama besar itu, sekaligus sedih, namanya masih ada di salah satu sudut angan2ku.

Dan beberapa saat ke depan aku masih akan menangis.

Cheers.

Minggu, 08 Agustus 2010

Turandot: Nessun Dorma

Gara-gara nonton IMB sabtu lalu, 07/08, aku ngelihat Putri Ayu nyanyi lagu opera judulnya Nessun Dorma (None Shall Sleep/Tidak Ada yang Boleh Tidur). Denger Putri Ayu nyanyi itu aku langsung merinding karena aku baru nonton IMB akhir2 ini, aku ngga pernah liat Putri nyanyi lagu opera sebelumnya. Apalagi pas Addie MS ngasih tau artinya, beuh, serasa leher berdarah ngedengernya.

No, I'm not a big fan of her, tapi emang penyanyi seriosa di Indonesia jarang sih, dan dia hebat banget umur 13 udah bisa nyanyiin lagu2 sekeren itu.

Btw setelah nonton aku langsung googling tentang Nessun Dorma. Ternyata Nessun Dorma ini adalah lagu untuk final chapter dari opera berjudul Turandot. Turandot sendiri artinya Turan Daughter atau anak perempuan Turan, tapi di sini sih digambarkan dia adalah putri berhati dingin dari negeri Persia. Kisah ini katanya berasal dari kisah seribu satu malam gitu, terus diadaptasi jadi opera sama penggubah asal Italia bernama Giacomo Puccini.

Turandot adalah putri yang dingin, kabarnya nenek moyangnya dia berasal dari negeri China, seorang ratu yang berusaha menegakkan hak2 perempuan tapi malah mati diperkosa. Akhirnya ia menyimpan dendam tidak mau dinikahi siapapun, barang siapa ingin menikahinya harus menyelesaikan 3 teka-teki. Jika ada pria yang berhasil maka bisa menikahinya, tapi jika tidak akan dipenggal.

Poster pertunjukkan premierre tahun 1926
Serem ya, btw namanya Turandot
tapi di wikipedia opera ini bersetting negeri China

Pangeran tak dikenal bernama Calaf muncul saat baru saja ada pangeran yang dieksekusi. Terjadi keributan di kerumunan orang sehingga dia dihadapkan dengan putri Turandot. Seketika Calaf langsung jatuh cinta dan mendeklarasikan ingin ikut sayembara itu.

Semua orang membujuk agar Calaf mengurungkan niatnya, mengingat baru liat berapa detik aja dia langsung mau taruh nyawa, tapi Calaf bersikeras tetap ingin ikut. Kata2 ayahnya, budaknya, bahkan kata2 Kaisar--ayahnya Turandot--pun nggak didengarkan. Akhirnya Turandot pun mengajukan tiga teka-teki tersebut.

Ini nih yang bikin ak googling mati2an, pengen tau teka-tekinya apa, hihi:
1. "... What is born each night and dies each dawn?" - "Hope."
"... Apa yang lahir tiap malam dan mati tiap fajar?" - "Harapan."

2. "What flickers red and warm like a flame, but is not fire?" - "Sangue /Blood."
"Apa yang merah membara dan hangat seperti api, tapi tidak membakar?" - "darah."
(sumpah yang ini menurutku teka teki yang paling pintar) ;)

3. "What is the ice that makes you burn?" - "It is Turandot!"
"Es apa yang membuatmu terbakar?" - "Itu Turandot!"
(ini sih narsis putrinya --" kalo aku yg jawab aku bilang aja es kering hahah)

Si putri kesel karena Calaf bisa menjawab ketiganya. Ia bersujud sama ayahnya ngga mau menikah ama Calaf, tapi janji tetaplah janji. Calaf menawarkan satu kondisi, yaitu jika Turandot bisa menebak siapa namanya, Calaf bersedia dipenggal. Tapi jika tidak bisa maka Turandot harus tetap menikah dengannya.

Pada saat Calaf menyatakan syarat itulah, dia menyanyikan Nessun Dorma (None Shall Sleep). Yaitu, Turandot tidak boleh tidur karena harus menebak namanya dalam satu malam. Lagunya bikin merinding, bahkan judulnya aja bikin leher terasa berdarah, huhu.

"Nessun dorma! Nessun dorma! Tu pure, o Principessa, nella tua fredda stanza, guardi le stelle che tremano d'amore, e di speranza!"
( "Tidak ada yang boleh tidur! Tidak ada yang boleh tidur! Termasuk kau, oh Putri, di dalam kamarmu yang sejuk, saat kau melihat bintang-bintang yang bergetar oleh cinta dan harapan.")
"Ma il mio mistero è chiuso in me; il nome mio nessun saprà! No, No! Sulla tua bocca lo dirò quando la luce splenderà!"
("Rahasiaku tersembunyi jauh dalam diriku, tak akan ada seorangpun yang tahu namaku..Tidak! Tidak! (Rahasiaku) Akan kuberitahu di bibirmu ketika esok datang.")
"Ed il mio bacio scioglierà il silenzio che ti fa mia!"
("Dan ciumanku akan melarutkan keheningan yang akan membuatmu jadi milikku!")
Turandot menjerit:
"Il nome suo nessun saprà... E noi dovrem, ahimè, morir, morir!"
("Tidak ada yang tau namanya... dan kita harus mencari tahu, atau, mati, mati!")
Calaf membalas penuh kemenangan:
"Dilegua, o notte! Tramontate, stelle! Tramontate, stelle! All'alba vincerò! Vincerò! Vincerò!"
("Lenyaplah, oh malam! Menghilanglah, bintang! Menghilanglah, bintang! Saat fajar aku akan menang! Aku akan menang! Aku akan menang!")
Turandot mengancam seisi negeri untuk mencari tau nama Calaf, kalau enggak mereka akan dibunuh. Dia bahkan menyiksa budaknya Calaf yang bernama Liu, tapi Liu nggak mau memberi tahu hingga akhirnya Liu, yang jatuh cinta pada Calaf, bunuh diri.

Calaf berang dan menyebut Turandot sebagai Putri Kematian. Ia mencium Turandot lalu menawarkan perdamaian, bahkan menawarkan Turandot untuk memenggalnya jika ia mau.

****

Endingnya..., ndengerin kan Addie MS ngomong apa? Beliau ngebocorin endingnya lho. Heheheheh xD

Begitulah, aku, yang gampang tertarik sama hal2 klasik, jadi tertarik sama opera. Padahal sebelumnya boro2 tertarik, denger kata opera aja cuma ndengus. Cerita tragedi ini baguuuusss, dan karena bentuknya opera klasik, jadi makin menyayat hati. Nulis di diary ah (bah emang punya diary rayn?) "Mau nonton opera Turandot secara langsung". Sip. *nutup buku*

Salut buat Putri Ayu bisa menarik sesuatu yang klasik untuk muncul di permukaan, dan Selamat Ulang Tahun ke-27 kakak laki2 saya Mas Hanief, yang lagi dinas di Kalimantan :)

delapan agustus, tujuh juli, dan tiga maret, kita memang bersaudara yang ngga ada bandingannya di dunia :)

Cheers!